A. RINGKASAN MATERI
1. Hadits
tentang perintah menuntut ilmu dan keutamaan orang yang berilmu
a. Hadits riwayat Ibnu
Abdil Bar :
عَنْ
اَنَسٍ رَضِي اﷲ عنه اَنَّ النَّبيَّ صلَّي اﷲ عَلَيه وسَلَّمَ قَالَ اُطلُبُواالْعِلْمَ وَلَوْبِالصِّيْنِ
فَاِنَّ
طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَي كُلِّ مُسْلِمٍ اِنَّ المَلا ئِكَةَ تَضَعُ
اجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضا
( رواه
ابن عبد الب ) بِمَا يَطْلُبُ
Dari
Anas, r.a. bahwa Nabi saw telah bersabda :
Tuntutlah ilmu meskipun di negeri
Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam.
Sungguh malaikat itu meletakkan sayap-sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu
karena senang terhadap apa yang dicarinya. (H.R. Ibnu Abdil Bar)
b. Hadits riwayat Abu
Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah :
عَنْ اَبِيْ الدَّ رْدَآءَ
رَضِيَ اﷲُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اﷲ صَلَّ اﷲُ عَلَيْهِ وَسلَّمَ
يَقُوْلُ
- - - وَفَضْلُ الْعَالِم عَلَي الْعَابِدِ
كَفَضْلِ القَمَرِعَلَي سَائِرالْكَوَاكِب وَاِنَّ الْعُلَمَآءَ وَرَثَةُ
الاََنْبِيَآءِ
لَمْ يُورِثُوادِيْنَاراً وَلاَدِ رْهَمًاإِنَّمَا وَرَثُواالْعِلْمَ فَمَنْ
آخَذَهُ اَخَذَ بِخَظٍّ وافِرٍ ( رواه
أبوداود والترمذي وابن ماجه )
Dari Abu Darda, r.a. ia
berkata: saya telah mendengar Rasulullah bersabda :
Keutamaan orang yang berilmu
terhadap orang yang beribadah, ibarat keistimawaan bulan terhadap seluruh
bintang. Dan sesungguhnya para Ulama itu tidak mewariskan uang Dinar, tidak
pula uang Dirham. Mereka (para Nabi) itu
hanyalah mewariskan ilmu pengetahuan. Maka barang siapa yang mengambil ilmu
itu, berarti ia telah mengambil bagian yang sempurna.
(H.R. Abu Daud. At- Tarmidzi
dan Ibnu Majah).
2. Arti kata - kata :
a. Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar :
1.
tuntutlah, carilah = اُطلُبُوا
2.
meskipun, walaupun = وَلَو
3.
di negeri cina = بِالصِّيْنِ
4.
karena/maka sesungguhnya = فَاِنَّ
5.
menuntut / mencari ilmu = طَلَبَ
الْعِلْمِ
6.
kewajiban = فَرِيضَةٌ
7.
meletakkan = تَضَعُ
8.
sayap-sayap, beberapa
sayap = اجْنِحَتَهَا
9.
rela, senang, ridha = رِضا
b. Hadits
riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah :
1. Keutamaan,
kelebihan,
Keistimewaan = وَفَضْلُ
2. orang
yang pandai,
orang
yang alim, = الْعَالِم
3. orang
yang berilmu
4. bulan = القَمَر
5. seluruh,
sama = سَائِر
6. bintang-bintang = الْكَوَاكِب
7. ahli
waris, pewaris = وَرَثَةُ
8. para
nabi, nabi-nabi = الاََنْبِيَآءِ
9. mereka
tidak
mewariskan = لَمْ
يُورِثُو
10. (mata
uang) dinar = دِيْنَاراً
11. (mata
uang) dirham = دِ رْهَمًا
12. hanyalah,
melainkan = إِنَّمَا
13. maka
barang siapa = فَمَنْ
14. mengambil = اَخَذَ
15. bagian
yang sempurna /
16. banyak = بِخَظٍّ
وافِر
3. Penjelasan.
A.
Hadits 1
Hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abdil bar tersebut di atas, menjelaskan kepada kita
betapa pentingnya menuntut ilmu pengetahuan, sekalipun ke tempat yang jauh dari
tempat tinggal kita. Pentingnya menuntut ilmu pengetahuan berdasarkan hadits
ini adalah dinyatakan tegas oleh Rasulullah saw dengan menggunakan kata
perintah, yaitu: Tuntutlah atau
carilah.
Kata perintah
tersebut menunjukkan suatu kewajiban Dan kewajiban untuk mencari ilmu pengetahuan
ituharus maksimal atau setinggi-tingginya sampai ke negeri Cina.. Selain
menggunakan kata perintah untuk menuntut ilmu pengetahuan yang menunjukkan
suatu kewajiban yang harus dilaksnakan, lebih lanjut Rasulullah Saw menegaskan
dalam hadits ini dengan kata-kata :
فَاِنَّ
طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَي كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya
: “Karena sesungguhnya menuntut
ilmu adalah wajib bagi setiap orang yang beragama Islam.”
Kemudian Rasulullah saw menggambarkan
betapa istimewanya orang-orang menuntut ilmu pe-ngetahuan itu, sehingga
malaikat-malaikat Allah suka dan akan selalu rela meskipun jauh dari tempat
tinggalnya.
Dalam Hadits lain Rasulullah
saw bersabda :
سَبِيْل
اﷲِ حَتّٰي يَِرْجِعَ
مَنْ خَرَجَ فِيْ طَلَبِ الْعِلمِ فَهُوَ
فِيْ
Artinya
: ”Orang-orang yang keluar dalam
mencari ilmu, maka berada di jalan Allah sampai ia kembali (ke rumahnya).” (H.R.
Al-Tirmidzi)
B.
Hadits 2
Hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah tersebut di atas,
menjelaskan tentang keutamaan dan keistimewaan orang-orang yang berilmu.
Rasulullah saw mengibaratkan kelebihan orang yang berilmu dengan orang yang
beribadah, seperti keistimewaan bulan terhadap bintang-bintang. Dapat kita
saksikan betpa cahaya bulan (terutama bulan purnama) yang dapat menerangi
bagian bumi dengan sempurna, disbanding cahaya bintang yang jumlahnya sangat
banyak tetapi tidak mampu menerangi permukaan bumi seterang cahaya bulan yang
hanya satu ini.
Perbandingan antara
orang yang berilmu dengan orang yang beribadah dapat diuraikan secara aqliyah
sebagai berikut :
Orang yang berilmu
akan dapat lebih baik dan sempurna melakukan peribadatannya karena ia
mengetahui kaifiyah atau tata cara yang benar dalam beribadah. Ia dapat
membedakan mana yang diwajibkan Allah dan Rasul-Nya dan mana yang keliru dari
ajaran Allah dan rasul-Nya. Sedangkan orang yang beribadah serta tidak
mengetahui dengan benar taat cara peribadatannya, akan sangat memungkinkan ia
melakukan kekeliruan. Maka ibadah yang dilakukannya itu tidak memiliki nilai disisi
Allah, bahkan sangat mungkin nilai ibadahnya tertolak dari hadapan Allah SWT.
Ahli Hikmah berfatwa
:
فَكُلُّ
مَن بِغَيْرِ عِلْم يَعْمَلُ اَعْمَالُهُ مَرْدُوْدٌ لاَ تُقْبَلُ
Artinya : “Siapa
saja yang melakukan pekerjaan tanpa ilmu, maka nilai pekerjaannya itu tertolak
tidak akan dapat diterima.”
Pada hadits lain Rasulullah saw
bersabda :
يَاابَاَذَ رٍّ تَغْدُ وْ
فَتَعَلَّمَ أٰيَةًًً مِنْ كِتَابِ اللّٰهِ خَيْرٌلَكَ مِنْ اَنْ تُصَلِّيَ
مِائَةَ رَكْعَةً (رواه ابن ماجه عن ابي ذ ر )
Artinya
: “hai Abu Zar! Sungguh keluarmu
dari rumah di waktu pagi untuk mempelajari suatu ayat dari Kitab Allah, itu lebih baik bagimu dari pada
engkau shalat seratus raka’at.” ( H.R.
Ibnu Majah dari Abu Zar )
Kemudian Rasulullah
saw menegaskan bahwa orang-orang yang berilmu adalah pewaris para nabi yang
berhak menerima warisan peninggalan para nabi. Penegasan ini mengandung pengertian
bah-wa ulama sebagai orang yang menerima warisan para nabi, sekaligus sebagai
ahli waris nabi dari semua segi/aspeknya, baik dari aspek ilmu pengetahuan, aspek
amaliyah atau karyanya, maupun aspek pemeliharaan kesempurnaannya. Dengan demikian
yang dimaksudkan ulama dalam hadits ini adalah orang-orang yang berilmu
pengetahuan luas dan berkarya untuk kepentingan umat. Orang-orang yang berkarya
adalah, yang karyanya didasarkan ilmu pengetahuan luas.
Lebih lanjut
Rasulullah saw dalam hadits ini menyatakan bahwa para nabi tidak meninggalkan
warisan berupa harta atau benda, melainkan yang ditinggalkannya berupa ilmu
pengetahuan yang sangat luas dan tinggi. Sehingga siapa saja yang mengambil dan
memeliharanya, berarti mengembil bagian yang sangat sempurna.
Ilmu lebih penting daripada harta, karena:
- Ilmu
akan menjaga pemiliknya, sedangkan harta, pemiliknya yan akan menjaga
- harta
akan habis jika terus dikapai atau dipergunakan, sedang ilmu akan
bertmabah apabila selalu dipergunakan
- Orang
yang berharta akan banyak musuhnya karena iri, sedangkan orang yang
berilmu akan dihormati dan disayangi. (Pepatah Arab)
0 Response to "Materi BAB II Hadits Keutamaan Menuntut Ilmu"
Posting Komentar